Webmaster
ASSALAMU’ALAIKUM
Titik nadir dari persoalan kemerosotan masyarakat Indonesia yang banyak dilansir banyak lembaga dalam maupun luar negeri adalah persoalan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang tidak berkualitas. sampai hari ini Indonesia tercatat sebagai negara pada urutan ke 112 dalam hal pengembangan Sumber Daya Manusia.
Eksploitasi Sumber Daya Alam (SDA) oleh pihak asing, Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dalam jumlah besar yang berebut-rebut bekerja di luar negeri, merupakan sebagian kecil gambaran bahwa tanpa kualitas Sumber Daya Manusia yang berkualitas, sebuah komunitas hanya mampu menjadi ladang subur bagi orang lain dan masyaraktnya hanya mampu menempati posisi level bawah yang bekerja hanya dengan otot dengan imbalan yang relatif jauh dari kemakmuran.
Pendidikan dan Pelatihan hanyalah salah satu metode dimana akselerasi kualitas Sumber Daya Manusia itu dapat segera ditingkatkan. Kami tidak berbicara soal keterlambatan, namun kenapa tidak kita mulai dari sekarang.
Sebagai anak bangsa yang bergelut dalam dunia pendidikan dan pelatihan, merasa terpanggil untuk menyumbangkan setitik pengetahuan dan pengalamannya kepada masyarakat yang membutuhkan, walaupun hanya setitik, namun bila kita bersama, setitik itupun bahkan bisa menjadi lautan yang bisa diarungi oleh bahtera kehidupan masyarakat Indonesia di masa yang akan datang.
Berdasarkan pemikiran di atas, dengan rendah hati, izinkan saya untuk memperkenalkan diri selengkapnya :
BIOGRAFI PRIBADI
Supriadi, lahir di kota kecil di kaki gunung Kerinci Propinsi Jambi, pada tanggal 5 Oktober 1972, tinggal dan dibesarkan disana sampai menamatkan pendidikan SLTP. Ayahanda Tercinta bernama H. Soeardi (alm), seorang pensiunan Telkom, berdarah Minang. Ibunda Tercinta (almh) Nurbayani, seorang ibu yang baik, bersahaja dan penuh prinsip (semoga Allah menempatkan beliau berdua di tempat yang indah di akhirat) berdarah Minang.
Setelah menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar Pertiwi dan Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Sungai Penuh, saya hijrah ke Bukittinggi (Kota wisata dan kota bersejarah di masa perjuangan, pernah menjadi Ibu Kota Republik Indonesia dan kampung halaman Ayahanda). Di Bukittinggi saya menimba ilmu di Pondok Pesantren Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) Candung dengan nuansa Ahlussunnah yang kental, saya belajar kitab kuning dan mulai menekuni aktivitas berorganisasi, mulai dari organisasi sektarian, OSIS, Musik Gambus sampai organisasi Kemasyarakatan PERTI.
Setamatnya saya di Pesantren tersebut, saya hijrah ke Padang (ibu kota Propinsi Sumatera Barat) untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Perguruan tinggi yang saya pilih adalah Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam (IAIN) Imam Bonjol Padang, hal ini saya pilih karena saya ingin sekali menjadi pendidik. di sinilah karir organisasi semakin berkembang, saya mulai mengenal pergerakan mahasiswa, kesadaran sosial dan dunia pelatihan. Saya berkenalan dan aktif dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sejak tahun 1994, berbagai pelatihan telah saya ikuti dan sejumlah gerakan mahasiswa saya motori, hingga akhirnya saya lebih memilih dunia perkaderan (baca ; pelatihan) sebagai aktivitas yang paling sering saya geluti. Pembenahan korp instruktur di HMI sampai penerbitan buku pedoman perkaderan HMI dengan judul “Untuk Sang Master” saya rampungkan, hingga saat ini buku itu masih menjadi pedoman yang tetap dipakai adik-adik di Himpunan. Karir sebagai pelatih ini terus saya lakukan meskipun saya harus tiap sebentar ke luar kota untuk memberikan dan mengelola pelatihan.
Saya merasa belum cukup dengan pendidikan strata satu, kemudian setelah beberapa bulan saya menamatkan pendidikan di Fakultas Tarbiyah, saya kembali melanjutkan kuliah di Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang (UNP) pada Program Studi Administrasi Pendidikan tamat tahun 2001, karir sebagai pelatihpun terus saya lakukan, ditengah tuntutan tugas berat perkuliahan pada strata dua.
Beberapa saat sebelum saya diwisuda S.2 (pada awal tahun 2002), saya bertemu dengan seorang senior di Pascasarjana yang sudah bekerja di sebuah instansi Diklat di bawah Departemen Dalam Negeri. Atas anjurannya saya mencoba mengajukan permohonan untuk menjadi widyaiswara luar biasa. 14 hari setelah saya diwisuda saya dipanggil oleh Kepala Pusdiklat Regional Bukittinggi, sejak saat itu saya ditetapkan sebagai tenaga widyaiswara luar biasa di lembaga tersebut sampai dengan sekarang saya tetap aktif memberikan materi pelatihan di antaranya : Pengenalan Potensi Diri (Diklatpim IV), Instruktur Pelatihan Komputer Perkantoran.
Bakat yang selama ini telah saya geluti akhirnya mendapatkan tempat yang cocok, saya merancang berbagai kegiatan pelatihan di lembaga tersebut, dan beberapa di antaranya berhasil diangkatkan dan tergolong sukses, di samping itu sebagai tenaga pelatih (widyaiswara) saya dipercaya memegang beberapa materi antara lain : Motivasi Organisasi, Pengenalan Potensi Diri, Teknik Presentasi dan Pidato, Pengembangan Media Pelatihan, Komputer Perkantoran, Manajemen Perkemahan, Outdoor Education dan lain sebagainya.
Pada tahun 2003, saya mencoba mengadu nasib menjadi PNS di tengah percaturan yang ketat, ini adalah kali pertama saya ikut ambil bagian dalam penerimaan CPNS. Lembaga yang saya pilih adalah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Bukittinggi, yang kini telah beralih status menjadi IAIN Bukittinggi. Setelah melalui penyaringan yang ketat dan ujian yang rumit, pada tanggal 1 Desember 2003 saya kemudian resmi diangkat menjadi CPNS dengan NIP. 150326343, yang kini berubah menjadi 197210052003121003, sebagai dosen pada mata kuliah Perencanaan Sistem Pengajaran (Ilmu Pendidikan). Pada tahun 2015 melanjutkan studi pada Strata 3 di Universitas yang sama dengan jurusan yang sama, tamat tahun 2019 dengan prediket Cum Laude.
Pada tanggal 17 September 2004, saya mengakhiri masa lajang, dengan mempersunting Zadiarmi, S.Si, Alumni Jurusan Matematik, FMIPA Universitas Andalas dan saat ini telah dikaruniai-Nya dua orang putra yang saya beri nama Fadhel Maulana Zapri (lahir 20 Juli 2005) dan Raziq Khaizura Zapri (lahir 26 Agustus 2008) serta seorang putri yang saya beri nama Tsabita Nadhiva Sifwa Zapri (lahir 21 Februari 2013). Kata Zapri di akhir nama mereka adalah singkatan dari nama istri dan saya. dan kemudian kami juga punya istilah buat sebutan keluarga kami yaitu SUMI-FARADIVA Family.
Rasanya kebahagiaan inipun semakin lengkap, ketika pada ulang tahun pertama putriku, rumah yang kubangun setahun yang lalu rampung sudah, mudah-mudahan ini menjadi kado terindah buat putriku, amin…
Kontak Person: WA 08116654151 Telp. 082390000510
BIODATA LENGKAP DAPAT DILIHAT BERIKUT INI:
Sangat bagus skali programnya. Nice.
Bagaimana jika proses pembelajarannya melalui online? Apakah bisa lbh baik?
bisa minta versi lengkap game bertahan hidup di gurun. terima kasih
untuk peningkatan motivasi pencari kerja saya butuh materi AMT secara lengkap termasuk khasanah reaksi sosial mohon bantuannya, no. hp sy 081990586842 ditunggu informasi selanjutnya, dan terimakasih atas perhatiannya